SATU
A/x = B
Dimana :jika A sebagai pembilang adalah nikmat-nikmat dari Allah SWT yang diberikan kepada kita gratis tis, dan ..
A = pembilang, anggota bilangan asli yang lebih besar dari nol
X = penyebut, x limit mendekati nol
B = bilangan tak hingga
jika X sebagai penyebut adalah cara kita merinci, menghitung sedetail-detailnya nikmat-nikmat Allah itu dari yang kita anggap besar sampai hal-hal yang kita anggap kecil (karena biasa kita dapatkan, atau tanpa kita sadari kebesarannya sehingga kita menganggapnya kecil ..misalnya bernafas, bersin, maaf kentut dll)
maka B adalah hasilnya yakni (nikmat) yang dibagikan Allah pada diri kita, kita hitung dengan sangat detail sampai yang sekecil-kecilnya (limit mendekati nol), maka kita akan mendapati diri ini telah banyak berkelimpahan (tak terhingga - sampai tak bisa ngitungnya).
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS An Nahl :16)
Tapi kebanyakan manusia tidak menyadarinya.
Buaaanyak potensi yang diberikan Allah kepada kita, tapi :
- mungkin kita belum menyadarinya (masih mengeluh, selalu merasa kurang dll … ya Allah ampuni kami!).
- jika sudah ketemu segenap potensi uniq kita, tapi kita mungkin belum mengoptimalkannya, ya Allah ampuni kami!
- jika sudah optimal, kita mungkin belum meluruskan niat, hanya untuk Allah. ya Allah ampuni kami!
seperti sebuah syair nan indah berikut ini :Maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan (QS Ar rahman)
untuk-Mu segalanya, hidupku ini ….
Untuk-Mu aku rela jalani semua ….
Dengan penuh cinta …
ya Allah ,
untuk – Mu segalanya.
( grafik potensi diri )
kbt, semarang 150310
DUA
Pengertian
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal.Klasifikasi
Secara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.- Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap.
- Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.
- Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.
- Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para sastrawan, editor, dan jurnalis.
- Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
- Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu.
- Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah.
- Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta lagu dan penyanyi.
- Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki oleh seseorang motivator dan fasilitator.
- Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi (merenung) dan keseimbangan diri.
- Intelegensi naturalis, kemampuan alami yang ada pada seseorang
TIGA
kemampuan mengenali diri didapatkan dari proses, ada seseorang yang melaluinya dengan cepat ada pula yang melaluinya lewat jalan panjang berliku, mungkin juga ada sampai akhir di usia senja barulah menemukan passionnya ada dimana, dan disitulah potensi terbaiknya berkembang maksimal.
kultur masyarakat kita cenderung menghakimi potensi seseorang, baik yang positif maupun negatif. begitu pula dengan system pendidikan umumnya saat ini (02-12-2013) masih cenderung menghakimi potensi diri anak didik dengan adanya system raport yang tidak lengkap di setiap akhir tahun. dalam raport yang hanya mengakomodasi anak didik yang pandai akademis saja inilah menyebabkan potensi lain tidak berkembang, dan anak didik yang memiliki potensi diluar akademis akan dihakimi sebagai bodoh. terlebih lagi adanya unsur subyektifitas dalam penilaian. akhirnya jarang seseorang dengan usia yang masih muda misalnya 17 tahun yang sudah matang mantap melenggang menikmati kehidupan dengan sepenuh potensi dirinya.
proses yang penting ini ujung-ujungnya menjadi proses yang personal, learning experience, yang acak tidak terstrutur.
HERO FROM ZERO
penemuan potensi diri bisa ditelurusuri melalui passion kita. dimana passion itu bisa ditemukan lewat hobi, kesukaan, bacaan favorite, film favorite atau biografi tokoh-tokoh besar.
semua hero mengalami kondisi zero, nah dengan mengenolkan diri membuat rendah hati (tidak sombong, angkuh, merasa hebat), mau menerima masukan orang lain, berpikiran terbuka terhadap semua peluang dan tantangan akhirnya road to hero lebih mudah ditemukan.
selanjutnya ... kita
ZEROKAN DIRI (pasrahkan diri) kepada Allah SWT Sang Pencipta
jalan menuju HERO (seseorang dengan sepenuh potensi dirinya) kan dimudahkan oleh Nya.
amiiin
Komentar